ANGKASAREVIEW.COM – Telah lebih dari sepekan kebakaran hutan di Gunung Sumbing, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, belum juga padam. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung akhirnya memutuskan untuk mendatangkan helikopter Kamov Ka-32A11BC untuk beraksi memadamkan kebakaran hutan tersebut.
Sebelumnya, upaya pemadaman dilakukan secara manual maupun water bombing (bom air) menggunakan helikopter Bo-105 belum juga membuahkan hasil yang signifikan.
“Luasan lahan yang terbakar di Sumbing mencapai 490,9 hektar,” ungkap Plt Kepala Pelaksana BPBD Temanggung, Gito Walngadi, Minggu (16/9/2018).
Hingga Minggu, kebakaran di Gunung Sumbing meluas dari 4 titik menjadi 5 titik. Lokasinya berada di petak 27-1, 27-2 dan 27-3 Resort Pemangku Hutan (RPH) Kemloko BKPH Temanggung, lalu di petak 20-1 RPH Kecepit BKPH Temanggung.
Sedangkan kebakaran di gunung Sindoro, kata Gito, sudah berhasil padam sejak Jumat (14/9/2018) malam. Hal itu berdasarkan pantauannya langsung dari kokpit Bo-105.
Baca Juga:
Sepanjang 2017, Russian Helicopters Kirim 5 Helikopter Ka-32A11BC ke China
Tambah Daya Gedor, Rusia Akan Tingkatkan Sistem Senjata Ka-52 Alligator
Dengan spesifikasi dan kemampuan lebih tinggi dibanding Bo-105, helikopter Kamov dengan registrasi PK-HVK milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang didatangkan dari Provinsi Jambi ini tiba di lapangan Desa Kledung, Kabupaten Temanggung, Minggu (16/9/2018) siang.
“Helikopter ini nantinya akan digunakan untuk membantu upaya pemadaman di titik-titik api di Gunung Sumbing, karena helikopter yang didatangkan sebelumnya tidak bisa menjangkau lokasi kebakaran di ketinggian lebih dari 8.500 kaki,” terang Gito.
Gito menjelaskan, Bo-105 hanya mampu menampung 500 liter air, sedangkan helikoper Ka-32A11BC bisa mengangkut sekitar 5.000 liter air menggunakan bumbi bucket (kantong bom air).
“Kapasitas helikopter Kamov lebih besar, sehingga diharapkan bisa menjangkau lokasi kebakaran yang berada ada di atas ketinggian,” kata Gito.
Ia menyebutkan, sumber air yang akan digunakan berasal dari Waduk Wadaslintang, Kecamatan Wadaslintang, Kebupaten Wonosobo.
Di Indonesia, pengguna helikopter jenis ini adalah Pegasus Air Services, perusahaan charter pesawat/helikopter nasional yang berkantor Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Ka-32A11BC juga sempat mendadak populer di Indonesia saat digunakan dalam misi pemadaman kebakaran hutan di Kalimantan Barat pada tahun 2015 silam.
Menukil laman Indomiliter, helikopter ini disewa BNPB dengan ongkos sewa Rp150 juta per jam. Besarnya biaya tersebut diungkapkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat TTA Nyarong usai melepas operasi water bombing di Lanud Supadio, Kamis (3/9/2015).
Sekali terbang, helikopter ini mampu mengangkasa selama 2,5 hingga 3,5 jam, dengan menghabiskan 2.000 hingga 2.300 liter bahan bakar (tergantung jarak terbangnya).
Informasi yang disebutkan dari Wikipedia, Ka-32A11BC merupakan varian sipil Ka-27 yang telah mendapat sertifikasi dari Kanada dan Uni Eropa dengan basis mesin Klimov 2 x TV3-117MA pada 11 Mei 1998 dan full clearance diraih pada 26 Februari 1999.
Ka-32A11BC menjadi helikopter asal Rusia yang pertama kali mendapat sertifikasi dari Eropa Barat. Heli multipurpose ini dapat digunakan sebagai armada angkut penumpang, evakuasi medis, nagkut kargo, pemadaman api dan SAR.
(ERY)