ANGKASAREVIEW.COM – Dari acara pameran Bursa Litbang Pertahanan di Gedung Balitbang Kemhan, Pondok Labu, Jakarta Selatan pada 28-29 Agustus 2018, Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Dislitbangad) hadir sebagai salah satu peserta dengan beragam produk terkait alutsista darat.
Di antaranya adalah hasil riset senjata perorangan yang menampikan senapan mesin ringan otomatis, senapan dopper, dan pistol tembakan sudut (corner shot pistol). Sobat AR, mari kita intip dari dekat satu per satu satu senjata tersebut.
Pertama adalah purwarupa senapan mesin otomatis (SO) yang dikembangkan Dislitbangad bersama PT Pindad menggunakan peluru kaliber 5,56 mm. Senapan ini digadang dapat menggantikan senapan mesin Minimi buatan FN berkaliber yang sama yang saat ini masih menjadi andalan satuan-satuan di TNI.
Secara tampilan SO tak kalah dengan senapan sejenis dari luar. Senapan ini dilengkapi dengan popor teleskopik, lalu rel untuk penempatan sistem optik (RIS), juga hand grip depan yang bisa dilipat. Larasnya dapat dipertukarkan atau diganti dengan cepat dari laras standar ke pendek atau sebaliknya.

Dengan menggunakan laras standar (540 mm) bobotnya mencapai 6 kg atau sedikit lebih ringan dari FN Minimi yang 6,8 kg. Panjang total SO mencapai 107 cm. Seneapan ini menggunakan sistem gas operated dengan mekanisme otomatis yang juga serupa dengan Minimi.
Pengaturan penembakannya hanya menerapkan sistem otomatis dan safety saja (O&S), sementara model asupan pelurunya menggunakan link belt. Jarak tembak efektif mencapai 600 m dengan ROF (rate of fire) 898 butir/menit dan laju munisi (VO) mencapai 950 m/detik.
Senapan Dopper
Lalu purwarupa yang kedua Sobat AR, adalah sebuah senapan dopper (SD). Yaitu senapan yang digunakan untuk uji keberanian para prajurit baru dengan cara ditembaki menggunakan peluru tajam dari atas oleh pelatih. Tentu saja butiran pelornya diarahkan ke dekat si prajurit yang tengah merayap di lumpur basah.
Dikalangan TNI senapan dopper yang umum digunakan adalah Kalashnikov AK-47 kaliber 7,62 mm x 39 dan juga senapan laras panjang SP-3 buatan Pindad kaliber 7,62mm x 51. Nah untuk meningkatkan keamanan saat latihan doppering, Dislitbangad melakukan kerja sama dengan Pindad untuk melahirkan senapan baru yang lebih akurat dari keduanya.
Purwarupa SD mulai diluncurkan sejak tahun 2016. Tak hanya senapannya yang baru, Pindad juga mengembangkan peluru jenis khusus yaitu kaliber 7,62mm x 51 dengan proyektil parabolik, seperti yang digunakan senapan Pindad Sabhara untuk Polri.

Pemilihan munisi jenis parabolik dengan mata peluru membulat tidak runcing adalah untuk menambahkan tingkat keamanan agar tak mematikan. Kelebihan lainnya yakni mata peluru akan menancap ke tanah, tidak pecah dan tidak memantul serta suara ledakan saat picu ditarik juga tak begitu keras.
Kelebihan lain SD yakni bisa juga menggunakan jenis peluru kaliber 7,62mm x 51 bermata tajam. Sehingga SD selain bisa digunakan untuk latihan dopper juga dapat digunakan di medan pertempuran sebenarnya.
Jika menggunakan munisi parabolik jarak tembak efektifnya hingga 300 meter meskipun dalam penggunaan saat latihan umumnya hanya berjarak 100 m. Sedangkan bila menggunakan munisi tajam jarak jangkaunya mencapai 400-500 meter.
Secara tampilan SD tak berbeda dengan senapan serbu Pindad SS-2 versi standar. Sedikit yang membedakan adalah ukuran laras yang lebih tebal karena menggunakan munisi kaliber 7,62 mm. Beratnya juga jauh lebih tinggi mencapai 4,6 kg dibanding SS-2 yang hanya 3,5 kg.
Corner Shot Pistol
Untuk senapan yang ketiga Sobat AR, adalah purwarupa corner shot pistol (CSP). Senjata ini didesain untuk keperluan pertempuran jarak dakat atau opersi khusus seperti menghadapi teroris yang bersembunyi di dalam rumah atau gedung bangunan. Kelebihannya, pengguna CSP dapat menembak kesamping dengan posisi terlindung.

CSP dirancang oleh tim dari Politeknik Kodiklatad yang bermitra dengan Pindad untuk menyiapkan komponen terkait. Desain senjata ini merupakan penggabungan pistol dengan komponen senjata senapan serbu di mana bagian rumah tempat pistol duduk dapat dibelokkan kiri atau ke kanan sebesar 62 derajat.
Sebagai alat pengintip lawan saat senjata ini digunakan, tersedia kamera wireles DVR dilengkapi layar LCD 2,5 inci dengan resolusi 800×480 pixels. Dayanya menggunakan baterai 5V DC berkekuatan 3200 mAH yang tahan lima jam. Dalam pertempuran malam hari CSP dilengkapi tactical light dengan jarak pencahayaan hingga 8 meter.
Sobat AR, jenis pistol yang telah diuji untuk CSP ini adalah Pindad G2 Combat dan G2 Elite serta pistol Glock G-17 buatan Austria. Berat CSP dalam kisaran 3,8 – 4,1 kg tergantung pistol yang digunakan. Sedangkan jarak tembak efektif juga sesuai dengan pistol yang digunakan yakni antara jarak 25-50 m.
Rangga Baswara Sawiyya