ANGKASAREVIEW.COM – Tinggal menghitung hari Sobat AR, pelelangan tender proyek pesawat terbang tanpa awak/PTTA (unmanned aerial vehicle/UAV) MALE (medium-altitude long-endurance) dijadwalkan akan segera dibuka. Tercatat ada empat negara yang mapan dalam bidang teknologi kedirgantaraan siap berebut hati Indonesia.
Kepala Marketing dan Komunikasi Turkish Aerospace Industries (TAI/TUSAŞ) Tamer Ozmen mengatakan, kedatangannya ke Indonesia secara khusus memang untuk berpartisipasi dalam lelang tender proyek tersebut, di samping menggelar acara ‘Hari kerja sama Industri TAI-Indonesia’ di Jakarta.
Kepada Kantor Berita Turki, Anadolu Agency ia menyebutkan, Turki merupakan satu dari empat negara yang terlibat dalam lelang yang akan digelar pada 24 Agustus mendatang. Tiga negara lainnya yang akan memeriahkan lelang tersebut yakni Tiongkok, Perancis dan Israel.
Sebelum menginjakkan kaki ke Indonesia, Sobat AR, Ozmen mengaku ia terlebih dahulu telah mempelajari secara mendalam mengenai industri pertahanan Indonesia.
Inti kedatangannya adalah untuk membahas cara membangun kerja sama dengan Indonesia dalam mengelola industri pertahanan dengan berbagai keahlian dan pengalaman TAI. Berbekal produk seperti UAV Anka, helikopter serang ringan Atak, pesawat jet Hurkus hingga sistem satelit ruang angkasa, TAI akan menggenjot peluang kerja samanya dengan Indonesia.
Baca Juga:
Sssttt.., Ini Dia Penampakan Drone MALE Nasional yang Ditunggu Itu
Mengamati PUNA Wulung di PTDI, Sang Elang Pengawas dari Langit
“Kami memperkenalkan program Anka untuk memberikan ide terkait kerja sama apa yang bisa dilakukan dalam program ini. Indonesia menginginkan sistem permanen di udara dengan ketinggian menengah, dan pesawat kami memberikan jawaban langsung kebutuhan yang dimaksud,” jabar Ozmen, Rabu (15/8/2018).
Kami, lanjutnya, memiliki platform nyata untuk memenuhi kebutuhan yang sebenarnya diinginkan dalam tender tersebut. “Meski saingan terbesar dari negara-negara di kawasan ini adalah China, tapi kami merasa bahwa mereka (Indonesia) tidak terlalu tertarik dengan sistem milik China,” jelasnya.
Baru-baru ini beredar kabar bahwa Kemhan RI mengakuisisi empat UCAV (unmanned combat aerial vehicle) Wing Loong II besutan Chengdu Aircraft Industry Group (CAIG), China.
Memang di sisi lain hubungan Turki-Indonesia terlihat semakin meningkat, yang diperkuat dengan kerja sama di bidang industri pertahanan akhir-akhir ini.
TAI dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) misalnya, meraka telah menandatangani perjanjian pada tahun 2017 untuk mengembangkan kerja sama dan melakukan proyek bidang penerbangan bersama.
“Kami berharap saat tender nanti dapat menarik partisipasi perusahaan lokal pada tingkat memuaskan sehingga kami dapat dapat memenangkan pelelangan ini,” ungkapnya.
Begitu juga dengan PT Pindad dengan perusahaan alutsista Turki, FNSS Savunma Sistemleri yang baru-baru ini meluncurkan prototipe terbaru medium tank hasil kolaborasi kedua pihak yang sedang menjalani uji ledak dan mintas medan.
Mungkin dari keempat negara yang akan bersaing memenangkan proyek PTTA MALE tersebut, kontestan yang perlu bekerja keras adalah Perancis. Negara ini memang telah memiliki produk serupa yang cukup dijagokan, UAV MALE Patroller buatan Safran Electronics & Defense and Stemme. Namun Perancis telah kalah langkah dengan tiga negara lainnya.
(ERY)
Min, israel nawarin drone apa sih…hermes900 apa heron tp🤔