ANGKASAREVIEW.COM – Sobat AR, kali ini Angkasa Review berkesempatan mengunjungi Jurusan Manajemen Penerbangan di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Tangerang, Banten. Seperti kita ketahui, STPI mendidik insan-insan penerbangan agar memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing sehingga ketika lulus bisa langsung bekerja sesuai jurusan yang ditempuh.
Di Jurusan Manajemen Penerbangan STPI terdapat tiga Program Studi (Prodi), yaitu Operasional Bandar Udara (OBU), Manajemen Transportasi Udara (MTU), dan Pengusahaan Bandar Udara (PBU). Dari ketiga prodi tersebut yang saat ini masih berjalan adalah Prodi OBU Jenjang Diploma Tiga (D3). Hingga saat ini jumlah angkatan pada prodi ini telah mencapai angkatan ke-13 di mana pada angkatan ini terdapat empat kelas A, B, C, D dengan masing-masing setiap kelas berjumlah 24 orang.
Ketua Jurusan Manajemen Penerbangan STPI Kardi, S.H, M.H menerangkan, Prodi OBU menghasilkan lulusan yang nantinya mempunyai tugas dan tanggung jawab di bidang bandar udara area landside (sisi darat bandara) dan airside (sisi udara bandara).
Untuk mendukung tugas dan tanggung jawab di sisi darat, para siswa diberi kemampuan dan keterampilan dengan mengantongi lisensi Aviation Security (Avsec) dari basic hingga tingkat junior serta lisensi untuk Dangerous Goods (benda-benda berbahaya).
Bidang kerja lulusan OBU selain di bidang Avsec (pengamanan bandar udara) juga inspeksi terminal (terminal inspection) untuk mengawasi pergerakan orang di terminal dan juga kebersihan bandara. Selain itu, ada juga untuk petugas informasi di bandara yang memberikan informasi tentang pesawat dan lain-lain terkait bandara.
Kemudian untuk airside, adalah mengawasi seluruh pergerakan orang di sisi udara dan juga pesawat. Untuk sisi udara, siswa dibekali dengan minimal dua lisensi yaitu AMC (aircraft movement control) dan Marshalling atau pemanduan parkir pesawat udara menuju apron.
“Guna membekali keterampilan di kedua bidang tersebut, Jurusan Manajemen Penerbangan STPI dilengkapi dengan dua laboratorium yaitu Laboratorium Airside Driving Training dan Laboratorium Aircraft Marshalling,” terang Kardi, Rabu (18/7).
Di Laboratorium Airside Driving Training, siswa diajari bagaimana mengemudikan mobil push back car untuk menarik maupun mendorong pesawat di apron. Dalam satu semester, setiap siswa menjalani kurang lebih 10 kali praktik di laboratorium ini sampai mahir.
Namun Sobat AR, ketika lulus nanti, Taruna-taruni STPI yang dididik di jurusan ini bukan untuk menjadi driver dari push back car ini. Melainkan, mereka mejadi pengawas kegiatan tersebut.
“Dengan mengetahui dan menguasai cara bagaimana melakukan tugas tersebut, seorang pengawas di bandara tentu akan lebih paham terhadap bidang kerja yang diembannya karena telah dididik dengan ilmu dan praktik pada bidang tersebut,” pungkas Kardi.
Roni Sontani