ANGKASAREVIEW.COM – Akhir tahun ini Angkatan Udara AS (USAF) menargetkan bisa menggelar uji drone baru yang dirancang sebagai penempur bersama dengan pesawat tempur konvensional.
Salah satu drone yang akan diuji adalah XQ-58A Valkyrie. Bagi USAF, peningkatan kemampuan drone target ini menjadi pesawat tempur merupakan langkah efisien untuk menghemat anggaran pengadaan pesawat tempur baru.
Kratos, desainer dan kontraktor Valkryie telah mengembangkan XQ-58A sejak beberapa tahun lalu. Nantinya, drone tersebut akan terbang bersama dengan satu pesawat tempur berawak untuk menembak jatuh pesawat musuh.
Baca juga:
AL Belgia Kepincut Performa Heli Nirawak Camcopter S-100
Untuk Kelima kalinya AD Inggris Kehilangan UAV Intai Taktisnya
XQ-58A Valkryie akan terbang lebih dahulu menuju sasaran. Ia juga bisa menekan dan menghancurkan pertahanan udara musuh sebelum pesawat berawak memasuki sasaran utama.
Laboratorium Penelitian Angkatan Udara meluncurkan XQ-58A dari program Low-Cost Attritable Strike Demonstrator (LCASD). Program ini merupakan langkah menambah lebih banyak pesawat, senjata, dan kemampuan di Angkatan Udara tanpa membangun pesawat baru yang mahal.
USAF juga berpendapat, tidak setiap misi membutuhkan pesawat dengan pilot di dalam kokpit yang mengatur penerbangannya.
USAF sendiri sudah menganugerahkan kontrak LCASD ke Kratos pada 2016 lalu.
“Drone akan mampu terbang hingga kecepatan Mach 0.9 untuk periode waktu terbang yang singkat, memiliki jangkauan 1.500 mil laut, dan dapat membawa setidaknya dua bom GBU-39 berdiameter kecil,” tulis Popular Mechanic dalam ulasannya.
Informasi terbaru menyebutkan, XQ-58A memiliki panjang 30 kaki dengan lebar sayap 27 kaki. Dua bom GBU-39 (masing-masing 250 pon) mampu digendong di kedua sayapnya. Kemampuan muatan dalam tubuh Valkryie mengisyaratkan bahwa pesawat nirawak itu dirancang untuk meminimalkan tanda radarnya. (IAN)