ANGKASAREVIEW – Airbus baru saja meluncurkan wahana pengangkut komponen pesawat terbang bermesin jet ganda terbarunya BelugaXL menggunakan basis pesawat A330-200. BelugaXL disiapkan sebagai calon pengganti armada lama A300-600ST (Super Transporter) yang juga dinamai Beluga (mamlia paus putih berkepala bengkok dari Laut Arktik).
Lalu bagaimana dengan Boeing yang juga produsen pesawat angkut penumpang pesaing abadi Airbus? Seperti halnya Airbus, pabrik pesawat asal Paman Sam ini juga memiliki pesawat serupa meski baru memilikinya tahun 2006, terpaut 12 tahun dibanding Airbus yang telah menerbangkan Beluga ST pada 1994.
Sobat AR (Angkasa Review), Boeing Commercial Airplanes mengumumkan pengembangan armada baru wahana terbang khusus pengangkut komponen pesawat berdimensi besar pada 13 Oktober 2003. Wahana baru ini diharapkan dapat memangkas waktu pengiriman komponen yang dilakukan lewat laut dan darat secara signifikan.
Sebelum membuatnya sendiri, Boeing sempat mengevaluasi pesawat angkut raksasa asal Ukraina An-124 dan An-225 rancangan biro Antonov. Namun, akhirnya diputuskan untuk memodifikasi pesawat angkut buatan Boeing sendiri berbasis jumbojet versi angkut kargo (freight aircraft) B747-400F.
Info terkait: Dipilih dari Desain Terbaik, Begini Penampakan Utuh Airbus BelugaXL
Pesawat angkut khusus yang dikenal sebagai B747-400LCF (Large Cargo Freighter) ini dirancang oleh biro Boeing di Moskow berkolaborasi dengan Boeing Rocketdyne. Keduanya juga melibatkan kemitraan dengan perusahaan asal Spanyol, Gamesa Aeronáutica, dalam perancangan pintu kargo yang berada di pinggang belakang pesawat.
Badan utama bagian tengah dibuat ulang dengan bentuk menggembung besar, bak ular sanca sehabis menelan mangsanya. Muatan kargonya mencapai 1.840 meter kubik atau tiga kali lipat dari versi awal B747-400F. Kapasitas muatan maksimumnya mencapai 113 ton, bandingkan dengan BelugaXL yang hanya setengahnya atau tepatnya 53 ton.
Seperti halnya Airbus BelugaXL, bagian kargo B747-400LCF juga tak bertekanan (unpressurized). Perbedaan utam di antara kedua raksasa terbang ini adalah bukaan pintu kargonya. Bila BelugaXL menerapkan bukaan pintu di depan kepala yang membuka ke atas, maka B747-400LCF mengadopsi pintu model swing-tail atau bukaan mengayun kesamping yang berada di pinggang belakang.
Modifikasi pertama pesawat B747-400LCF dilakukan di Taiwan yang pengerjaannya dilakukan oleh Evergreen Aviation Technologies Corp. Ini adalah usaha patungan antara EVA Air dan General Electric. Roll-Out pertama dilaksanakan dari hangar yang berada di Bandara Internasional Taoyuan, Taipei pada 17 Agustus 2006 dan menjalani terbang perdana pada 9 September 2006 dari bandara yang sama.
Total hingga saat ini Boeing mengoperasikan empat B747-400LCF. Semuanya dibangun berdasar pesawat bekas pakai, satu eks maskapai Air China, dua mantan pesawat China Airlines dan sebuah lagi berasal dari maskapai Malaysia Airlines. Tiga pesawat selesai dibangun dan beroperasi sejak Juni 2008. Sementara pesawat keempat mulai beroperasi pada Februari 2010.
Keempat pesawat B747-400LCF digunakan secara eksklusif untuk mengangkut sub-rakitan (komponen) pesawat Boeing 787 yang dibuat di Jepang dan Italia. Komponen-komponen tersebut diterbangkan ke North Charleston, Carolina Selatan dan Everett di Washington untuk menjalani perakitan akhir. Waktu kirim yang biasanya 30 hari dari Jepang ke AS lewat laut dan darat dapat dipangkas mejadi delapan jam saja.
B747-400LCF cukup ditangani oleh dua awak kokpit. Pesawat berbadan tambun ini ditenagai empat mesin turbofan PW 4062 yang masing-masing berdaya 282 kN. Kecepatan jelajahnya mencapai 878 km/jam (0,8 mach). Dengan muatan penuh jangkaunnya mencapai 7.800 km.
Karena peran khususnya membawa komponen Boeing 787 Dreamliner, pada Desember 2006 pesawat B747-400LCF ini mendapat julukan resmi Dreamlifter dengan mengenakan livery badan berlabur warna putih. Sementara pada ekor tegak dan mesin berkelir biru plus lambang bulan sabit diapit font logonya serupa dengan logo yang dikenakan Dreamliner.
Rangga Baswara Sawiyya