ANGKASAREVIEW.COM – Turki merupakan salah satu negara yang punya ambisi besar menjadi yang terdepan dalam produksi drone atau pesawat tak berawak (UAV). Setelah sebelumnya menghasilkan drone bersenjata Bayraktar TB2, negara terbesar di kawasan Eurasia ini sudah bersiap dengan produksi drone bersenjata berat Akinci.
Adalah Baykar Makina, pabrik pembuat Akinci ini telah memperlihatkan sosok UAV berbobot 4,5 ton jenis MALE (medium-altitude, long-endurance) yang ditenagai mesin ganda turboprop. UAV ini memiliki kapasitas muatan eksternal 900 kg dan muatan internal 450 kg di dalam badannya.
Media Turki melaporkan, Akinci yang dijuluki sebagai ikan terbang ini mampu mengudara hingga ketinggian maksimum 40.000 kaki dan beroperasi selama 24 jam. Dijadwalkan, pada kuartal pertama tahun depan drone ini sudah mulai mengudara dan beroperasi setahun berikutnya.
Manajer Umum Baykar Makina Haluk Bayraktar menyatakan, pembuatan Akinci dilakukan sepenuhnya di dalam negeri di lima fasilitas Baykar Makina. Mulai dari riset dan pengembangan (R&D), proses produksi, hingga integrasi sistemnya.
Keberhasilan pembuatan Bayraktar TB2 yang telah digunakan oleh instansi militer dan kepolisian Turki sebanyak 46 unit, kata Haluk Bayraktar, membuat pihaknya percaya diri untuk mengembangkan Akinci lebih lanjut.
Bayraktar TB2 terbang pertama tahun 2009 dan diperkenalkan mulai tahun 2014. Hingga saat ini telah membukukan akumulasi 50.000 jam terbang. UCAV ini bahkan telah mendapat pengguna di luar Turki, yaitu Qatar yang memesan enam unit.
Informasi tambahan untuk Akinci, UAV ini dilengkapi dengan pod elektronik, radar udara ke udara, sistem komunikasi satelit, serta synthetic apertur radar (SAR).
Ditambahkan Haluk Bayraktar, Akinci akan dilengkapi dengan sistem rudal udara ke udara yang dikembangkan oleh Turki. Ia menyebut, UAV ini merupakan pengembangan tercanggih dalam tiga tahun terakhir.
RONI SONTANI