ANGKASAREVIEW.COM – Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, M.Sc mengungkapkan bahwa instansi yang ia pimpin kini tidak hanya ingin berperan di kancah nasional terkait penyiapan SDM berkualitas, tapi juga menyasar ke tingkat global. Menurutnya, dengan bekerja sama dengan negara lain, akan mendatangkan manfaat bagi basis sektoral dan hubungan diplomatik antar negara.
“Harapan saya, harapan pak Menteri, kita tidak hanya ingin berperan di tingkat nasional, kita juga menyasar tingkat global. Kedua, kalau kita mulai kerja sama ini kan memang manfaatnya di basis sektoral, tetapi juga hubungan diplomatik antar negara,” ujar Ati di Aula Sekretariat BPSDMP, Jakarta Pusat usai menutup penyelesaian diklat yang diikuti siswa dari Timor Leste di STPI Curug, Jumat (8/6/2018).
Ia menyebutkan, pendidikan di bidang transportasi udara ini sekaligus menjadi triger bagi pihaknya untuk memperbaiki terus kuaitas pendidikan di sekolah-sekolah BPSDMP. “Supaya bisa terserap dan bisa diakui oleh dunia,” lanjutnya.
Baca Juga:
Kepala BPSDM Perhubungan Tutup Diklat Penerbangan STPI Siswa Timor Leste
Menhub Buka Olimpiade Bahasa Inggris Transportasi Indonesia di STPI
“Jadi lulusan-lulusan STPI dan mungkin semua unit-unit pendidikan di bawah BPSDM Kementerian Perhubungan ini memang diarahkan ke sana (perbaikan kualitas) semua. Khususnya terkait dengan udara dan laut, karena kita ada ketentuan yan harus dipenuhi di tingkat konvensi internasional seperti ICAO dan IMO,” jelasnya.
Menurutnya, kesuksesan STPI mendidik siswa dari negara sahabat tidak boleh puas sampai di Sri Lanka dan Timor Leste, tapi harus berkembang lagi ke negara-negara lainnya yang memiliki potensi untuk dijajaki kerja sama pendidikan. Ia pun tak membatasi untuk bekerja sama hanya negara yang berada di kawasan tertentu, namun untuk semua negara di semua kawasan.
“Jadi tidak tertutup hanya Timor Leste, Sri Lanka, bahkan mungkin beberapa negara lain yang sudah mau join (dengan STPI) dan pemerintah akan upayakan sebaik mungkin. Karena itu merupakan suatu opportunity yang bisa menguntungkan kedua belah pihak,” paparnya.
Untuk opportunity itu kita enggak batasi, lanjutnya, mana yang ada peluang, kita akan masuk. “Karena kalau kita batasi region, barang kali ada hal-hal lain yang juga mungkin kita bisa dapat potensi-potensi besar,” imbuhnya.
Selain itu, Ati juga menyebutkan, terkait south-south cooperation, pemerintah membantu pun berupaya membantu negara-negara di belahan selatan bumi untuk mengembangkan kemampuan diri mereka.
“Karena kita sudah (dalam level) developing country yang mau menjadi developed country. Jadi Indonesia tidak lagi minta-minta bantuan ke negara lain, tapi kita juga bisa memberikan bantuan kepada negara-negara (lain) untuk wish development country,” kata Ati.
Dalam kerangka kerja sama south-south tersebut, Indonesia berperan memberikan technical assistance terhadap negara-negara selatan. “Karena Indonesia berperan secara internasional maupun global,” tandasnya.
(ERY)