ANGKASAREVIEW.COM – CEO AirAsia Grup Tony Fernandes dikabarkan tersandung masalah karena telah menginstruksikan timnya di India untuk bermain tidak sesuai aturan dalam hal mendapatkan izin untuk rute internasional.
Suara percakapan dalam rekaman yang diduga adalah suara mantan CEO AirAsia India Mittu Chandliya dan Tony Fernandes dengan pelobi Rajender Dubey itu tersebar di kalangan media India.
Rekaman tersebut berisi diskusi soal peraturan penerbangan, izin terbang internasional, pemerintah Narendra Modi, ketua Tata Group Ratan Tata, dan soal SpiceJet.
Baca juga:
Butuh 8.000 Rudal Antitank, AD India Sarankan Pemerintah Beli Spike dari Israel
Lagi, AirAsia Bagi 5 Juta Kursi Gratis
Rekaman juga mengindikasikan adanya pelanggaran yang dibuat oleh AirAsia dalam menyuap pejabat India untuk mendapatkan lisensi terbang. Namun AirAsia membantah tuduhan-tuduhan ini.
Dalam percakapan itu, Fernandes mengatakan bahwa dia siap untuk mendapatkan rute internasional untuk AirAsia India melalui cara yang tidak benar.
“Saya akan kehilangan uang. Ini akan memakan waktu lama jika kami telah melakukannya dengan cara yang bersih. Saya katakan, kami melakukannya dengan cara kotor, tetapi saya ingin mendapatkan rute internasional lebih cepat,” kata suara yang diduga merupakan suara Tony Fernandes dalam rekaman tersebut seperti dikutip oleh Business Today.
Dalam rekaman itu Chandilya mengatakan bahwa dia tahu persis orang yang dapat membantu dengan aturan lima tahun.
Fernandes mengatakan bahwa dia tidak akan terlibat. Dia meminta Chandilya dan Dubey untuk bernegosiasi karena mereka berada di India.
Pembicaraan 33 menit dimulai dengan percakapan soal kesulitan yang sedang dihadapi SpiceJet, salah satu maskapai lokal India, dan bagaimana pilot meninggalkan maskapai itu dalam jumlah besar.
Di tengah percakapan, Fernandes bertanya tentang tarif pajak dan mengatakan kepada dua orang lainnya untuk “mendapatkan pajak ke angka nol, dan pajak internasional ke angka paling minimum.”
Dalam rekaman itu, Chadilya berbicara tentang kedekatannya dengan menteri penerbangan saat itu A. Gajapathi Raju. Chandilya mengatakan bahwa N. Chandrababu Naidu berpotensi menjadi calon perdana menteri, tetapi dia sekarang adalah menteri utama Andhra Pradesh.
“Menteri keuangannya sekarang adalah menteri penerbangan sipil. Jika Anda bermain bagus dengan Chandrababu Naidu, kita akan mendapatkan segalanya. Menteri penerbangan sipil mengatakan kepada saya. Mereka ingin membangun Visakhapatnam menjadi pusat penerbangan. Mereka bersedia memberikan pajak nol untuk bahan bakar pembelian bahan bakar pesawat selama maskapai menempatkan hub di sana,” kata Chandilya.
CBI (Badan Investigasi Pusat India) mengatakan bahwa ada aliran dana sekitar 12,28 crore rupee India untuk melakukan lobi dengan pegawai negeri.
Fernandes dijadwalkan akan diperiksa pada tanggal 6 Juni. Ia diminta menjelaskan keterlibatannya dalam melanggar peraturan saat mendapatkan lisensi maskapai penerbangan.
Selain memeriksa Fernandes, CBI juga dikabarkan telah menggerebek ruang kerja beberapa pejabat pemerintahan India.
(IAN)