ANGKASAREVIEW.COM – Royal Brunei Airlines (Penerbangan DiRaja Brunei) atau RB, bukanlah masakapai besar dengan armada pesawat yang bergelimpangan. Maskapai yang dibentuk tahun 1974 itu saat ini hanya mengoperasikan 10 pesawat dan terbang ke 16 kota tujuan di kawasan Asia Tengara, Timur Tengah, Eropa, dan Australia.
Akan tetapi, walau dari sisi jumlah armada terbilang sedikit, Royal Brunei merepresentasikan sebuah flag carrier negara berbentuk kerajaan yang mengusung konsep kemewahan (luxury) dan keramahtamahan (hospitality).
Tahun 2011 maskapai yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah ini meraih penghargaan sebagai Best Foreign Airline pada Sabah Tourism Awards. Sebelum itu, tiga penghargaan untuk kategori World Leading Airline First Class dari World Travel Awards juga didapat pada 1998, 1999, dan 2000.
Pesawat yang dioperasikan Royal Brunei saat ini terdiri dari empat Boeing 787-8 Dreamliner (18 kursi kelas bisnis dan 236 kursi kelas ekonomi). Pesawat ini mulai digunakan tahun 2013 untuk melayani jalur penerbangan jarak jauh.
Kemudian ada dua Airbus A319 (8 kelas bisnis dan 114 kursi kelas ekonomi) serta empat Airbus A320 (12 kursi kelas bisnis dan 132 kursi kelas ekonomi).
Kota-kota yang diterbangi adalah Kuala Lumpur, Singapura, Bangkok, Manila, Kota Kinabalu, Hong Kong, Surabaya, Bali, Ho Chi Minh, Shanghai, Hong Kong, Melbourne, Perth, Brisbane, Auckland, Dubai, Jeddah, dan London (akan dibuka pada akhir Oktober).
Pada 24 Mei lalu, babak baru dimulai oleh RB ketika maskapai ini menerima pengiriman satu unit A320neo dari tujuh unit yang dipesan tahun 2014.
Penyerahan pesawat dilaksanakan di pabrik Airbus di Toulouse, Perancis dihadiri oleh CEO Royal Brunei Karam Chand, Duta Besar Brunei untuk Perancis H.E. Datin Paduka Malai Hajah Halimab binti Malai Haji Yussof, dan CCO Airbus Eric Shulz.
A320neo dibeli RB dalam rangka upaya peremajaan pesawat lorong tunggal di maskapai tersebut ke depannya. Pesawat yang ditenagai mesin terbaru CFM International LEAP-1A26 dan dilengkapi sharklet pada sayapnya ini dikonfigurasi dalam 12 kursi kelas bisnis, 18 kursi kelas ekonomi plus, dan 120 kelas ekonomi.
Karam Chand menyatakan pesawat ini akan digunakan untuk menerbangi rute-rute regional. Namun ia tidak menjelaskan mulai kapan dan rute mana yang akan menjadi penerbangan komersial pertamanya.
Dibandingkan pendahulunya, A320neo memiliki tingkat efisiensi penggunaan bahan bakar lebih tinggi sebesar 15 persen.
Data Airbus menyebutkan, A320neo telah mendapatkan pesanan sebanyak 6.000 unit dari 100 pelanggan. Pesawat ini menguasai 60 persen pasar pesawat dunia di kelasnya.
RONI SONTANI