ANGKASAREVIEW.COM – Dua tahun lalu sepi pesanan, kini daftar produksi jet tempur F/A-18E/F Super Hornet malah sudah full atau terisi penuh hingga tahun 2025. Dapat dikatakan, Boeing kembali bergairah dengan salah satu produk andalannya ini.
Maret tahun ini, Kuwait memesan 28 Super Hornet terdiri dari 22 F/A-18E dan enam F/A-18F senilai 1,2 miliar dolar AS belum termasuk biaya perawatan, radar, dan persenjataan. Pemesanan hingga 2022 ini disertai opsi tambahan 12 unit.
Pada bulan yang sama, Angkatan Laut AS menambah 10 Super Hornet sehingga total menjadi 24 unit untuk tahun anggaran 2018 senilai 1,8 miliar dolar AS.
Dengan daftar pesanan tersebut disertai peluang-peluang dari negara lain, Boeing meyakini lini produksi F/A-18E/F sudah aman minimal hingga 2025. Potensi pembelian oleh negara lain datang dari India dan Finlandia.
Sementara itu, AL AS juga mencanangkan pembelian 100 Super Hornet Block III dalam lima tahun ke depan yang apabila disetujui akan membuat kantong Boeing makin tebal.
Dengan India, Boeing melihat peluang untuk membangun pabrik Super Hornet secara terpisah di negeri Bollywood. Nantinya, setelah selesai proyek tersebut selesai, pabrik bisa digunakan untuk produksi pesawat lainnya.
“Dengan industri India seperti HAL dan Tata, kami memiliki jalinan kerja sama yang kuat dalam hal pasokan suku cadang dan elektronik untuk jet Strike Eagle dan Super Hornet,” jelas Wakil Presiden Boeing untuk Program F/A-18E/F dan EA-18G, Dan Gillian.
Boeing mencatat, kamanye peningkatan kemampuan Super Hornet ke Block III telah ikut mendongkrak penjualan Super Hornet. (RON)
Indonesia bisa beli dengan harga yang layak F/A-18C & 18D Swiss yang rencananya mau dijual