ANGKASAREVIEW.COM – China telah menerima pengiriman pertama satu resimen sistem pertahanan udara jarak jauh S-400 Triumf (NATO: SA-21 Growler) dari Rusia. Kantor Berita TASS mengutip sumber yang tidak mau disebutkan namanya, Selasa (3/3/2018).
“Dua kapal telah mengirimkan satu set resimen pertama S-400 dari Pelabuhan Ust-Lug, Leningrad Region, ke China sesuai waktu yang disepakati dalam kontrak,” jelas sang narasumber.
Ditambahkan, pengiriman tersebut termasuk pos komando, stasiun radar, stasiun peluncuran, peralatan energi, dan perlengkapan lainnya. “Sementara kapal ketiga batal membawa perlengkapan-perlengkapan terkait,” tambahnya.
Dijelaskan, perlengkapan pendukung yang semestinya dikirim bersama sistem S-400, mengalami kerusakan saat sedang dikirim menggunakan kapal ketiga akibat terkena badai di Selat Inggris pada Januari lalu.
Layanan Federal untuk Kerja Sama Militer-Teknis sebelumnya melaporkan, kapal ketiga memang kembali ke pelabuhan embarkasi untuk proses pemeriksaan peralatan pendukung. Peralatan-peralatan yang rusak akan diganti karena sudah dilindungi asuransi.
“Pemeriksaan masih berlanjut. Peralatan-peralatan yang hilang diperkirakan akan dikirimkan ke pelanggan pada musim panas tahun ini,” lanjut sumber itu.
Terhadap informasi yang berkembang, Layanan Federal menolak memberikan komentar.
Tahun 2014, muncul berita Rusia dan China melakukan penandatanganan kontrak untuk jual-beli S-400. Pada November 2015, pejabat Kepresidenan Rusia untuk Kerja Sama Teknik Militer Vladimir Kozhin telah membenarkan hal itu.
China menjadi negara pengguna pertama sistem pertahanan udara S-400 di luar Rusia. Hal ini sesuai juga dengan janji CEO Rostec Sergey Chemezon pada 2016 yang mengatakan bahwa China bakal mendapatkan sistem pertama S-400 tahun 2018.
S-400 Triumf merupakan sistem rudal anti-pesawat jarak menengah dan jarak jauh. Sistem ini dapat menghancurkan enam sasasan udara secara simultan hingga jarak 250 mil (400 km). S-400 mulai digunakan secara efektif oleh Rusia tahun 2007. RONI SONTANI