ANGKASAREVIEW.COM – Maskapai Australia, Qantas, menggunakan armada Boeing 787-9 Dreamliner untuk melayani penerbangan langsung bersejarah pertama rute Perth-London sejauh 14.498 km dengan waktu tempur 17 jam 3 menit, Minggu (25/3).
Dreamliner yang digunakan mengenakan corak (livery) khusus model batik dan berbeda dengan corak pesawat Qantas pada umumnya.
Ternyata livery ini memang dibuat khusus untuk mengangkat brand baru 787-9 yang menjadi salah satu andalan terdepan maskapai kanguru bermoto Spirit of Australia ini.


Bukan rancangan baru, rupanya Kngwarreye telah mendesain corak ini tahun 1991 dengan tema Yam Dreaming. Ia melukiskan perkebunan (Yam) di wilayah Australia Utara yang tengah menguning sebagai sumber makanan suku Aborigin. Corak ini pula yang kemudian diadaptasi oleh Studio Balarinji untuk diterapkan pada pesawat 787-9 Qantas.

Kngwarreyee atau Emily merupakan salah satu seniman kontemporer Aborigin yang paling sukses. Karya-karyanya mendapat pengakuan dunia dan dihargai sangat mahal.
Emily sendiri telah meninggal dunia tahun 1996 di usia 86 tahun. Wanita kelahiran Utopia (250 km sebelah utara Alice Springs, Australia) ini sejak kecil sudah gemar melukis dan menghasilkan banyak karya, namun baru di usia 80 tahun ia secara serius membuat corak batik.

Dalam pembuatan livery ini, Studio Balarinji melibatkan 60 orang tim desainer grafis, insinyur, dan bagian pengecatan pesawat di fasilitas Boeing di Seattle, AS. Dibutuhkan waktu 10 hari untuk merealisasikan perencanaan selama dua tahun itu.
RONI SONTANI