ANGKASAREVIEW.COM – Indonesia yang diwakili oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, PT Angkasa Pura II (Persero)/ AP II dan PT Angkasa Pura I (Persero)/ AP I mengikuti event tahunan Routes Asia 2018 diselenggarakan tanggal 18 – 20 Maret 2018.
Kesempatan AP II eksis di event internasional tersebut sebagai upaya untuk mewujudkan salah satu program utama perusahaan, yakni “On Becoming 1 Million Aircraft Movement” di tahun 2018, mempromosikan “Wonderful Indonesia”, sekaligus menambah seat capacity dan memperluas rute penerbangan dari negara-negara Asia-Australia ke Indonesia.
“Event-event seperti Routes Asia sangat penting bagi operator bandara untuk dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan bisnis perusahaan melalui peningkatan traffic internasional, peningkatan optimalisasi slot bandara, dan peningkatan Foreign Tourist Arrival (FTA),” ujar Presiden Direktur AP II Muhammad Awaluddin, Kamis (22/3/2018).
Routes Asia merupakan satu-satunya forum pengembangan rute penerbangan khusus kawasan Asia Pasifik untuk mendorong traffic internasional ke Indonesia. Dalam forum tersebut AP II mengikuti berbagai pertemuan (face-to-face meeting) bersama para maskapai yang memiliki potensi untuk membuka penerbangannya ke bandara-bandara AP II, di antaranya Bangkok Airways, British Airways, Lufthansa, Shenzen Airlines, Hainan Airlines, Vietnam Air, Vietjet Air, dan Jetstar.
Isu yang dibahas saat face-to-face meeting bersama para maskapai tersebut antara lain mengenai Bilateral traffic right, Airport slot structure, Airport minimum connecting time, dan Flight connecting. Isu Bilateral traffic right mendiskusikan hak-hak angkut penerbangan antar negara yang mempengaruhi jumlah penerbangan internasional di Indonesia. Selain itu dibahas juga bagaimana AP II mengikuti perkembangan kebijakan tersebut dalam upaya peningkatan penerbangan internasional.
Baca Juga:
AP II Resmi Kelola Jasa Kebandarudaraan Bandara Internasional Jawa Barat
Pengelolaan Bandara Blimbingsari Resmi Dialihkan ke AP II
Untuk isu Airport slot structure, para pihak mengupayakan optimalisasi slot penerbangan domestik di bandara-bandara AP II untuk mengakomodir slot penerbangan internasional. Sementara isu Airport minimum connecting time membahas untuk menciptakan kenyamanan pelayanan transit penumpang di bandara dari sisi connecting experience. AP II akan segera menyusun desain infrastruktur yang dapat memudahkan penumpang melakukan perpindahan antar terminal baik itu antar sisi udara maupun antar sisi darat.
Isu terakhir yang bahas yaitu Flight connecting, di mana sebagai bandara hub harus dapat mengatur dan mempertemukan demand dengan para maskapai yang dilayani dengan tepat. Ini perlu dilakukan oleh perseroan untuk membantu maskapai dalam meningkatkan load factor agar maskapai dan bandara dapat bertumbuh bersama-sama.
“Kami berkomitmen untuk tetap konsisten mengikuti dan memanfaatkan event Routes Asia dalam rangka peningkatan traffic penerbangan ke bandara-bandara AP II dengan senantiasa merekomendasikan tawaran-tawaran rute penerbangan potensial kepada seluruh maskapai yang relevan dengan landscape pasar transportasi udara di benua Asia,” jelasnya.
Melalui program On Becoming 1 Million Aircraft Movements, di seluruh bandara AP II nantinya akan didukung dengan utilisasi jam operasional bandara; kapasitas penumpang dan pesawat di bandara yang existing; serta beberapa bandara baru yang akan dioperasikan, yakni Bandara Internasional Jawa Barat, Bandara Banyuwangi, Bandara FL Tobing Sibolga, Bandara Maimun Saleh Sabang, Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, Bandara Internasional H.A.S Hanandjoeddin Belitung, Bandara Internasional Radin Inten II di Lampung, dan Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya. (ERY)