ANGKASAREVIEW.COM – Kemajuan teknologi pengembangan pesawat tanpa awak atau populer dengan sebutan drone semakin pesat. Banyak jenis dan ukuran yang dihasilkan oleh berbagai produsen dan penyebarannya pun merata ke seluruh belahan bumi. Aplikasinya tak terbatas untuk militer saja, tapi juga sudah merambah ke kalangan sipil.
Nah, berbicara mengenai drone dikalangan pengguna sipil baik perorangan maupun komunitas, semakin jamak yang memilikinya. Jenis drone yang paling umum yakni tipe multi rotor yang dilengkapi perangkat kamera video. Kelebihan drone multi rotor yakni bisa diterbangkan kapapun dan di manapun dengan mudah.
Ditangan orang yang jail, penggunaan drone ini bisa disalah gunakan seperti diterbangkan di atas situs-situs terlarang, baik karena iseng atau sekedar penasaran. Wilayah yang dilarang dilintasi drone di antaranya adalah Istana Presiden, Kedutaan Besar, pangkalan mililiter, bandara, lembaga pemasyarakatan dan bisa juga kawasan pabrik atau fasiltas pribadi sekalipun.
Untuk menangani drone-drone nakal tersebut, kini tersedia alat yang murah dan sederhana. Alat tersebut adalah sebuah pistol dengan ‘peluru’ berupa jaring (net). Perusahaan asal Swiss, Droptec GmbH merupakan produsen yang menawarkan inovasi tersebut. Produk yang dinamai sebagai pistol Dropster ini mulai ditampilkan di UK Security Expo di London, tanggal 29-30 November 2017 silam.
Baca Juga:
Kadispotdirga: Pertandingan Drone Internasional Saya Akan Adakan di Indonesia
Tawon Hitam, Drone Intai Berukuran Nano Milik Brimob Polri
Dropster menggunakan tekanan gas untuk menembakkan jaring penjerat. Sang operator hanya cukup mengarahkan pistol ke drone yang terbang pada ketinggian rendah dengan jangkauan maksimum 30 meter.
Untuk mengatasi drone yang terbang pada ketinggian lebih dari 30 meter, sang operator bisa melepaskan tembakan dari atas bangunan atau tempat lain yang lebih tinggi. Sebagai alat pembidik Dropster dilengkapi red dot sight.
Begitu terlontar dari tabung peluncur, jaring akan membentang membentuk segi empat dan segera membungkus wahana udara yang jadi sasaran. Rotor drone pun dijamin tak bisa merobek atau memutuskan tali jaring yang terbuat dari bahan yang dinamai dyneema-net. Begitu terjerat drone dipastikan akan terjerembab jatuh.
Selain digadang lebih murah dibanding senjata penangkal drone lainnya seperti senjata yang dingkapi perangkat jammer (dronegun atau tactical drone jammer gun). Dropster juga tidak berisik, karena memiliki tingkat noise kurang dari 90 db. Selain itu, penangannya mudah dan cepat disiapkan, mobilitasnya tinggi, tak mematikan dan bisa digunakan dalam berbagai kondisi cuaca.
Saat ini sistem Dropster telah digunakan oleh korps Kepolisian Swiss dan negara-negara tetangganya. Untuk memperluas pasarnya, selain untuk satuan pengaman dan Polisi, Dropster juga ditawarkan kepada militer dalam aplikasi yang terbatas. Bisa digunakan untuk menangkap drone pengintai berukuran kecil dan yang terbang lambat, baik yang dioperasikan militer lawan, gerilyawan atau teroris. (Rangga Baswara)