ANGKASAREVIEW.COM – Datang dan menghentak, kira-kira demikian yang dilakukan Angkatan Udara Thailand (RTAF) melalui penampilan terbang dinamiknya yang pertama menggunakan jet tempur mesin tunggal Gripen dalam ajang Singapore Airshow 2018, 6-11 Februari.
Komentar dari rekan yang pertama kali melihat penampilan JAS-39C di udara, adalah bahwa pesawat ini sangat lincah. Memang betul, gerakan-gerakan manuver yang ditampilkan oleh penempur kursi tunggal ini menyiratkan hal itu. Gripen seakan lari cepat (sprint) mengejar musuh.
Harus diakui, Gripen selain gesit juga cabe rawit. Dapat dimaknai, penempur buatan Saab, Swedia ini adaptif dengan persenjataan modern sehingga menjadikannya letal. Terlebih untuk varian termutakhir Gripen E seperti yang akan melengkapi Angkatan Udara Brazil dan Swedia tentunya.
Gripen yang dioperasikan RTAF, bukanlah varian E, melainkan C/D. Tapi itu tak jadi soal karena Thailand sendiri telah berencana meningkatkan kemampuan jet tempurnya ini dengan perangkat lunak MS-20 sebagaimana digunakan Gripen E.
RTAF saat ini mengoperasikan 11 Gripen C/D di bawah naungan Wing 7 di Pangkalan Udara Surat Thani, Thailand bagian selatan.
Negeri Gajah Putih memesan selusin Gripen C/D kepada Saab tahun 2008. Tiga tahun kemudian pada 2011 setengah lusin kawanan jet tempur itu datang melengkapi kekuatan RTAF hingga saat ini. RONI SONTANI
Klo ini pesawat kelasnya medium bukan tempur ringan trus jarak tempurnya diatas 1000km tanpa CFT, mungkin bisa jadi pertimbangan TNI ditambah tawaran TOT yg cukup menggiurkan.