ANGKASAREVIEW.COM – Industri Pertahanan Amerika Serikat boleh bangga dengan hasil penjualan beragam sistem persenjataan mereka. Sebab, di tahun 2017 ini nilai penjualan persenjataan AS kepada negara-negara mitra mencapai 41,93 miliar dolar AS atau meningkat 20 persen dibanding tahun 2016.
Bila dirinci, angka transaksi itu mencakup 32,02 miliar dolar melalui mekanisme Foreign Military Sales, lalu 6,04 miliar dolar melalui Foreign Military Financing (FMF), dan 3,87 miliar dolar melalui otoritas pendanaan lainnya.
Mekanisme penjualan secara FMS dan FMF yang menyumbang pendapatan terbesar, bila ditelusuri dari sisi regionalitas negara pembeli maka wilayah Asia Tengah/Timur berkontribusi sebesar 22 miliar dolar, lalu 7,96 miliar dolar untuk wilayah Indo-Pasifik, 7,3 miliar dolar untuk Eropa, 641 juta dolar untuk belahan selatan, dan 248,6 juta dolar untu wilayah Afrika.
Direktur DSCA (Defence Security Cooperation Agency) Lt.Gen Charles Hooper dalam pernyataannya yang dikutip Defense News, Kamis menjelaskan, angka penjualan senjata industri pertahanan AS tidak hanya terbatas pada penjualan perangkat kerasnya saja. Melainkan juga mencakup pelatihan, pemeliharaan, dan dukungan kesinambungan operasional.
Hooper menyakini, di tahun 2018 penjualan senjata industri pertahanan AS akan makin meningkat. Hal itu terkait hubungan yang dijalin Presiden Trump dengan sejumlah pemimpin negara. Salah satunya adalah dengan Raja Salman dari Arab Saudi yang beberapa waktu lalu mengucurkan dana 110 miliar dolar AS untuk pembelian persenjataan dari Paman Sam. RONI SONTANI