ANGKASAREVIEW.COM – Raksasa industri kedirgantaraan asal Amerika Serikat, Lockheed Martin, saat ini sedang bekerja untuk meningkatkan performa UAS (unmanned aerial sistem) Fury agar mampu terbang selama 15 jam.
Fury merupakan UAS level taktis yang digunakan Lockheed Martin sebagai pengganti sebagian besar peran yang saat ini dilakukan oleh platform MALE (medium-altitude long-endurance).
Perusahaan kawakan ini berencana meningkatkan waktu terbang Fury melalui pengenalan sistem propulsi baru yang terbalut dalam mesin 1803 yang dikembangkan. Enjin tersebut merupakan evolusi dari unit 1802 yang saat ini masih tersemat di Fury.
Kevin Westfall, Direktur Sistem Pesawat Tak Berawak Lockheed Martin, menyebutkan bahwa enjin baru tersebut belum dilakukan uji terbang. Namun menurutnya mesin ini telah menyelesaikan ground test CFR (Code of Federal Regulation) 33.49 selama lebih dari 200 jam.
Westfall mengatakan bahwa pengujian Fury telah meningkat hingga tahun 2017 dengan tempo penerbangan yang lebih tinggi (hampir 500 jam) dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Fury telah melakukan beberapa demonstrasi untuk memperlihatkan ketahanan terbangnya yang mencapai lebih dari 12 jam menggunakan konfigurasi enjin 1802 dengan bobot muatan 100 lbs (45,4 kg). Berat beban tersebut termasuk sistem pengamatan kamera inframerah (optik elektro), komunikasi suara, satelit komunikasi, dan beberapa muatan sinyal intelijen,” jelas Westfall.
Ia menambahkan, Lockheed juga telah meningkatkan keandalan dan perawatan dengan beberapa perbaikan yang meningkatkan efisiensi kecepatan rendah, daya tahan terbang dan integrasi sensor.
“Pengujian tahun ini telah mendukung jam terbang sistem dan membuktikan keandalannya. Tahun depan akan fokus pada penyempurnaan fitur. Penerbangan selanjutnya akan termasuk melakukan uji fungsional enjin 1803 dan uji daya tahan terbang,” pungkas Westfall.